Apa Dampak bila Bayi Lahir dengan Kepala Lonjong? Ketahui Faktanya!
Bagaimana kisah seorang bayi yang baru terlahir di pemikiran mama? Imut, lucu, dan menggemaskan, tentu saja. Tapi, kenyataannya bayi baru lahir tidak se-fotogenik itu, Ma. Beberapa bayi lahir dengan wujud kepala lonjong yang membuat terlihat berlainan dibanding bayi-bayi lainnya.
Apa wujud kepala bayi lonjong itu beresiko? Dan apa wujud kepalanya dapat kembali normal? Berikut meringkas serba-serbi imbas jika bayi lahir dengan kepala lonjong, dikutip dari What to Expect:
Kepala bayi yang lonjong atau sering disebutkan conehead ialah wujud kepala bayi yang meruncing dan runcing. Umumnya ini dirasakan oleh bayi yang dilahirkan melalui persalinan normal melalui vagina. Ini karena bayi alami penekanan yang paling kuat lewat tulang panggul dan jalan lahirnya saat dilahirkan.
agen bola Online Diameter serviks mama ialah seputar 10 cm pada step akhir persalinan. Sesaat kepala bayi yang baru lahir rerata mempunyai lingkar seputar 35 cm, jadi tidak mengejutkan bila benar-benar cocok sama ukuran tulang panggul dan jalan lahirnya.
Tidak ada yang keliru dan mencelakakan dengan wujud kepala bayi baru lahir yang lonjong kok, Ma. Bukan bermakna bayi mama akan alami ngilu atau ketertinggalan perubahan di masa datang.
Kenyataannya, kepala lonjong ialah 'tanda' jika bayi mama dilahirkan secara normal. Berlainan dengan bayi yang dilahirkan melalui persalinan caesar. Mereka tidak alami penekanan pada kepala hingga condong mempunyai kepala yang bundar prima semenjak awalnya.
Berita baiknya, kepala bayi dapat beradaptasi sesudah dia dilahirkan. Ini karena:
Kepala bayi mama akan kembali pada wujud normal (bundar) sendirinya dalam sekian hari sampai beberapa minggu sesudah dilahirkan. Tetapi, sesudah lahir, penekanan dibagian belakang kepala bisa mempengaruhi wujud kepalanya.
Bayi yang ditidurkan dengan status yang serupa terus-terusan, dapat mempunyai wujud kepala yang datar sesudah lahir. Keadaan ini dikenali bernama positional plagiocephaly, atau sindrom kepala datar. Sindrom kepala datar bisa juga dirasakan oleh bayi yang mempunyai kepala lonjong saat ditidurkan, sebab kekeliruan status tidurnya.
Kepala bayi yang lonjong akan normal kembali sendirinya. Tapi sudah pasti harus disokong dengan pemosisian yang tepat. Berikut cara-cara yang dapat dilaksanakan:
Bila Mama memperhatikan bayi mama terlihat mempunyai tanda-tanda sindrom kepala datar, atau ada permasalahan berkaitan kepala lonjong yang mempengaruhi perubahannya, tidak boleh sangsi untuk periksakan keadaannya ke dokter.
Itu beberapa bukti berkenaan imbas jika bayi lahir dengan kepala lonjong. Jadi tak perlu berkecil hati ya, Ma, sebab masihlah ada peluang untuk melakukan perbaikan.
Mudah-mudahan info ini berguna!